Diperbarui tanggal 10/02/2022

Daya Adaptif

kategori Umum / tanggal diterbitkan 10 Februari 2022 / dikunjungi: 4.21rb kali

Pengertian Daya Adaptif

Adaptif adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan, penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan, juga dapat berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan pribadi (Gerungan dalam Winata, 2014:13) sedangkan Menurut Soeharto Heerdjan dalam Winata (2014:13), “Penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan.” Menurut Karta Sapoetra dalam Winata (2014:14) membedakan adaptasi mempunyai dua arti. Adaptasi yang pertama disebut penyesuaian diri yang autoplastis (auto artinya sendiri, plastis artinya bentuk), sedangkan pengertian yang kedua disebut penyesuaian diri yang allopstatis (allo artinya yang lain, palstis artinya bentuk). Jadi adaptasi ada yang artinya “pasif” yang mana kegiatan pribadi ditentukan oleh lingkungan, dan ada yang artinya “aktif”, yang mana pribadi mempengaruhi lingkungan (Karta Sapoetra dalam Winata, 2014:13).

Daya adaptif adalah tingkat kemampuan untuk menyesuaikan diri pada dunia kerja. Lewin dalam Winata (2014:34) menyatakan bahwa adaptasi sosial dilambangkan secara matematis, yaitu B = f (P,E), artinya perilaku independen (B) merupakan hasil interaksi antara seseorang (P) dengan lingkungannya (E). Teori ini kemudian dikembangkan oleh Bronfanleemer yang dikenal dengan model Ecological, yaitu memahami masalah interaksi siswa dalam beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda.

Soerjono Soekanto memberikan beberapa batasan pengertian dari adaptasi sosial, yakni:

  1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.
  2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan.
  3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.
  4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan.
  5. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem.
  6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah

Dari batasan-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa adaptasi merupakan proses penyesuaian. Penyesuaian dari individu, kelompok, maupun unit sosial terhadap norma-norma, proses perubahan, ataupun suatu kondisi yang diciptakan. Lebih lanjut tentang proses penyesuaian tersebut, Aminuddin menyebutkan bahwa penyesuaian dilakukan dengan tujuan-tujuan tertentu, di antaranya:

  1. Mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.
  2. Menyalurkan ketegangan sosial.
  3. Mempertahankan kelanggengan kelompok atau unit sosial.
  4. Bertahan hidup.

Di dalam adaptasi juga terdapat pola-pola dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Menurut Suyono dalam Winata (2014:14), pola adalah suatu rangkaian unsur-unsur yang sudah menetap mengenai suatu gejala dan dapat dipakai sebagai contoh dalam hal menggambarkan atau mendeskripsikan gejala itu sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan daya adaftif adalah sebagai unsur-unsur yang sudah menetap dalam proses adaptasi yang dapat menggambarkan proses adaptasi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam interaksi, tingkah laku maupun dari masing-masing adat-istiadat kebudayaan yang ada. Proses adaptasi berlangsung dalam suatu perjalanan waktu yang tidak dapat diperhitungkan dengan tepat. Kurun waktunya bisa cepat, lambat, atau justru berakhir dengan kegagalan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hambatan Daya Adaptif

Proses adaptasi dapat dipengaruhi oleh perubahan identitas dan hambatan bagi para siswa. Hamabatan yang dimaksud menurut Suyono dalam Winata (2014:15) adalah sebagai berikut:

  1. Perbedaan-perbedaan dalam keyakinan inti, nilai-nilai, dan norma-norma situasional antara di tempat asal dan di tempat baru.
  2. Hilangnya gambaran-gambaran budaya asal yang dipegang dan semua citra dan simbol yang familiar yang menandakan bahwa identitas yang dulu familiar dari para pendatang baru telah hilang.
  3. Rasa ketidakmampuan para pendatang dalam merespons peraturan baru secara tepat dan efektif.

Proses adaptasi antarbudaya melibatkan perubahan identitas dan dukungan bagi para mahasiswa pendatang. Dukungan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Rasa tenteram dan meningkatnya harga diri
  2. Fleksibilitas dan keterbukaan kognitif
  3. Kompetensi dalam interaksi sosial dan meningkatnya kepercayaan diri dan rasa percaya pada orang lain.

Ruang Lingkup Daya Adaptif

Adaptif merupakan suatu proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon terhadap perubahan yang ada di lingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis dan fsikologis yang akan menghasilkan perilaku adiptif Winata (2014:16).

Diantara mekanisme pertahanan diri yang digunakan untuk melakukan proses adaptasi psikologis antara lain:

  1. Rasionalisasi
    Merupakan suatu usaha untuk menghindari dari masalah psikologis dengan selalu memberikan alasan secara rasional, sehingga masalah yang dihadapi dapat teratasi.
  2. Displacement
    Merupakan upaya untuk mengatasi masalah psikologis dengan melakukan pemindahan tingkah laku kepada objek lain, sebagai contoh apabila seseorang terganggu akibat situasi yang ramai, maka temanya yang disalahkan.
  3. Kompensasi
    Upaya untuk mengatasi masalah dengan cara mencari kepuasaan pada situasi yang lain seperti seseorang memiliki masalah karena menurunya daya ingat maka akan menonjolkan kemampuan yang dimilikinya.
  4. Proyeksi
    Merupakan mekanisme pertahanan diri dengan menempatkan sifat batin orang lain, seperti dirinya membenci pada orang lain kemudian mengatakan pada orang bahwa orang lain yang membencinya.
  5. Represi
    Upaya untuk mengatasi masalah dengan cara menghilingkan pikiran masa lalu yang buruk dengan melupakanya atau menahan kepada alam tidak sadar dengan sengaja dilupakan.
  6. Supresi
    Upaya untuk mengatasi masalah dengan menekan masalah yang tidak diterima dengan sadar dan individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan.
  7. Adaptasi sosial budaya
    Merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses penyesuian perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat dalam kegiatan kemasyarakatan.
  8. Adaptasi spiritual
    Proses penyesuain diri dengan melakukan perubahan perilaku yang didasarkan pada keyakinan dan kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang dianutnya. Apabila mengalami stress, maka seseorang akan giat melakukan kegiatan ibadah, seperti rajin melakukan ibadah.

Proses adaptasi dan maladaptasi selalu digunakan sebagi tolak ukur untuk menentukan keberhasilan seseorang selama rentang perkembangan boipsikologinya Winata (2014:16), seperti:

  1. Kemampuan menyelesaikan tugas perkembangan biopsikologi yang berekenaan dengan aspek-aspek kebutuhan lingkungan
  2. Kemampuan untuk melakukan koordinasi terhadap penggunaan fungsi pikiran, perasaan, dan psikologi motorik
  3. Kemampuan mereduksi setiap konflik diri tanpa mengabaikan pertahanan diri
  4. Kemampuan membuka diri terhadap setiap perubahan stimulus baru, seperti sikap penerimaan pada perubahan tubuh

Secara konseptual intervensi pekerja social terhadap mahasiswa yakni penyesuaian diri mahasiswa dengan individu lain dan kelompok didalam kampus dan lingkungan tempat tinggalnya. Menurut peneliti, mahasiswa yang dapat menyesuaikan diri dengan individu lain adalah mahasiswa yang mudah bergaul dan pandai membawa diri dengan lingkungan social yang baru. Penyesuaian diri terhadap individu antara satu sama lain merupakan indikator keberhasilan mahasiswa dalam berinteraksi di masyarakat dan lingkungan.